Propaganda Kepada Teori Penyatuan Agama Setelah Berakhirnya Tiga Kurun Yang Utama
TINJAUAN HISTORIS TEORI PENYATUAN AGAMA DAN BEBERAPA KASUS YANG BERKAITAN DENGANNYA (2)
Oleh
Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid
PROPAGANDA KEPADA TEORI PENYATUAN AGAMA SETELAH BERAKHIRNYA TIGA KURUN YANG UTAMA
Kemudian muncullah upaya baru dalam menyebarkan teori ini melalui slogan-slogan yang memperdaya orang-orang jahil. Yakni slogan bahwa agama-agama seperti Yahudi, Nasrani dan Islam, kedudukannya seperti kedudukan empat madzhab yang dikenal kaum muslimin. Seluruhnya merupakan jalan menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala [1]
Demikian syubhat-syubhat yang mereka tebarkan, nash-nash yang mereka penggal untuk mengelabuhi dan menjebak kaum awam dan untuk menjaring orang-orang yang menyandang gelar-gelar mentereng di segala tempat.
Kemudian teori ini ditelan bulat-bulat oleh pentolan-pentolan wihdatul wujud, ittihadiyah, hululiyah, dan kaum sufi dari golongan ekstrim Syi’ah Rafidah yang mengaku Islam di Mesir, Syam, tanah Parsi dan negeri-negeri non Arab lainnya. Sebenarnya teori ini mereka warisi dari bangsa Tartar dan bangsa-bangsa kafir lainnya. Sampai-sampai sebahagian orang-orang mulhid lagi sesat itu membolehkan memeluk agama Yahudi dan Nasrani, bahkan diantara mereka ada yang lebih mengutamakan agama Yahudi dan Nasrani daripada agama Islam. Keyakinan sesat ini banyak dianut oleh orang-orang yang dikuasai ilmu filsafat. Barangkali dari situ mereka berkeyakinan bahwa manusia yang paling utama adalah ‘Al-Muhaqqiq”, yaitu juru dakwah kepada Al-Hululiyah dan Al-Ittihadiyah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah membongkar kedok mereka di beberapa tempat dalam buku-bukunya. [2]
Melalui perjuangan yang dilakukan oleh ulama-ulama Islam propaganda-propaganda sesat dan kufur ini dapat dipadamkan. Mereka menyerukan bahwa teori tersebut adalah kufur dan orang-orang yang menganutnya adalah kafir murtad dari Islam.
Dalam hal ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menunjukkan sikap Islami yang senantiasa di kenang. Demikian pula ulama-ulama lainnya yang gigih membantah pentolan-pentolan sesat itu, misalnya Al-Hallaj Al-Husein bin Manshur Al-Farisi yang dibunuh karena murtad pada tahun 309 [3], Ibnu Arabi Muhammad bin Ali Ath-Tha’i pentolan orang-orang yang memiliki keyakinan wihdatul wujud dalam kitabnya Al-Fushush, meninggal pada tahun 638, Ibnu Sab’in yang meninggal pada tahun 669, At-Tilimsani yang meninggal pada tahun 690 dan Ibnu Hud yang meninggal pada tahun 699, serta masih banyak yang lainnya lagi.[4]
[Disalin dari kitab Al-Ibthalu Linazhariyyatil Khalthi Baina Diinil Islaami Wa Ghairihii Minal Adyan, edisi Indonesisa Propaganda Sesat Penyatuan Agama, Oleh Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid, Terbitan Darul Haq]
______
Footnote
[1] Silakan baca Majmu’ Al-Fatawa Juz 4 hal.203
[2] Silakan baca Majmu’ Al-Fatawa Juz 4 hal.203-208, Juz 4 hal.164-167. Juz 28 hal.523. Lihat juga buku Ash-Shofadiyah Juz 1 hal.98-100 dan 268. Lihat juga buku Ar-Radd Ala Manthiqiyin hal.282-283
[3] Saya sengaja tidak memakai rumus ‘H” sebagai tanda tarikh Hijriyah. Karena di dalam Dienul Islam tidak ada penanggalan lain kecuali Hijriyah, sedang penanggalan Miladi bukanlah bagian dari penanggalan Hijriyah. Dan jika menyebut penanggalan Miladi saya akan merumuskannya dengan huruf ‘M’.
[4] Peringatan : Malapetaka yang menimpa kita sekarang ini adalah adanya beberapa oknum yang memuji orang-orang sesat yang mengaku Islam tersebut, membangga-banggakan mereka serta mempromosikan ucapan-ucapan mereka. Apalagi orang-orang orientalis dan kolonialis membantu mencetak buku-buku mereka dan menyebarkannya. Bahaya besar tersebut harus diwaspadai oleh kaum muslimin. Dan hendaknya orang-orang yang dimudahkan Allah segera bangkit membendung arus penyesatan yang disebarkan melalui pena dan lisan merka tersebut. Sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan RasulNya serta dalam rangka membela Dienullah ini dan melindungi pemeluknya dari kejahatan mereka.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/711-propaganda-kepada-teori-penyatuan-agama-setelah-berakhirnya-tiga-kurun-yang-utama.html